Prostitusi Berbasis Aplikasi: Fenomena Baru dalam Industri Seks

BharindoNews.Com Prostitusi telah ada sejak zaman kuno dan terus berkembang hingga saat ini. Namun, dengan berkembangnya teknologi dan internet, praktik prostitusi pun mengalami perubahan. Salah satu bentuk prostitusi modern yang sedang marak adalah prostitusi berbasis aplikasi.

Prostitusi berbasis aplikasi adalah praktik prostitusi yang dilakukan melalui aplikasi ponsel. Biasanya, para pelaku prostitusi akan membuat profil di aplikasi tersebut dan menawarkan layanan seksual kepada pengguna aplikasi yang tertarik. Aplikasi prostitusi seperti ini biasanya sulit dilacak oleh pihak berwenang karena pelakunya menggunakan identitas palsu dan selalu berganti-ganti nomor telepon.

Salah satu aplikasi prostitusi yang terkenal adalah SeekingArrangement. Aplikasi ini menawarkan layanan kencan dengan “sugar baby” atau “sugar daddy”. Sugar baby adalah wanita yang menawarkan layanan seksual kepada sugar daddy yang biasanya adalah pria yang lebih tua dan kaya. Dalam aplikasi ini, sugar baby dan sugar daddy dapat menemukan pasangan yang sesuai dengan kriteria mereka dan menentukan harga layanan seksual yang akan diberikan.

Namun, prostitusi berbasis aplikasi tidak selalu berlangsung dengan aman. Banyak kasus penipuan dan kekerasan seksual terjadi karena para pelaku prostitusi seringkali berurusan dengan orang asing yang tidak mereka kenal. Selain itu, aplikasi prostitusi juga dapat dimanfaatkan oleh jaringan perdagangan manusia untuk memperdagangkan orang.

Dalam beberapa negara seperti Amerika Serikat, prostitusi berbasis aplikasi dianggap ilegal. Namun, di negara-negara lain seperti Prancis dan Belanda, praktik prostitusi diizinkan selama dilakukan dengan sukarela dan tidak melibatkan perdagangan manusia.

Kebanyakan orang yang terlibat dalam prostitusi berbasis aplikasi adalah wanita yang mencari uang untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Beberapa di antaranya mungkin terpaksa melakukan hal ini karena sulitnya mencari pekerjaan lain. Namun, ada juga yang memilih melakukan prostitusi karena menganggap hal ini sebagai pilihan karir yang lebih menguntungkan.

Baca Juga :  Menko PMK: Biaya Perawatan Pasien Hepatitis Akut Ditanggung Pemerintah

Prostitusi berbasis aplikasi juga menimbulkan dampak sosial yang besar. Praktik ini dapat merusak moral dan etika masyarakat serta dapat menyebabkan kerusakan pada keluarga dan hubungan sosial. Selain itu, prostitusi berbasis aplikasi juga dapat membawa dampak negatif pada kesehatan fisik dan mental para pelakunya.

Dalam menghadapi fenomena prostitusi berbasis aplikasi, pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama untuk menyelesaikan masalah ini. Pemerintah dapat mengambil tindakan hukum terhadap penerapan prostitusi ilegal dan meningkatkan pendidikan dan pelatihan untuk membantu para wanita keluar dari prostitusi. Masyarakat juga harus mengubah pandangan mereka terhadap prostitusi dan mendukung program-program yang membantu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *