Sukabumi, Bharindo News – Masyarakat Cisolok kembali digegerkan dengan penemuan mayat seorang perempuan dengan kondisi telah membusuk, Kabupaten Sukabumi telah selesai diautopsi oleh dokter spesialis forensik dari RSUD Syamsudin SH, Kota Sukabumi. Dokter forensik mencurigai adanya perlukaan di tubuh jenazah tanpa identitas tersebut.
“Perlukaan ada yang kita curigai tapi kita ambil adalah bagian kulitnya untuk dibuktikan apakah itu luka atau akibat dari gigitan binatang. Yang kita curigai itu adalah bagian yang paling rusak, karena luka tersebut yang paling banyak bilatungnya itu dari dasar mulut sampai leher,” kata Nurul Aida Fathia Dokter Spesialis Forensik dari RSUD Syamsudin kepada awak media, Minggu (18/6/2023).
Nurul mengatakan, berdasarkan hasil dari pemeriksaan bagian luar, jenazah tersebut telah mengalami pembusukan lanjut. Hal itu kelihatan dari warna kulitnya yang sudah berubah menjadi hijau. Kemudian bagian dasar kulit, wajah, bahkan ciri fisik mayat sudah tidak bisa dikenali atau sulit untuk diidentifikasi.
“Contohnya dari ciri khusus seperti tahi lalat atau tato di sini nggak ada. Sulit, dikarenakan kulitnya (mayat) sudah berwarna hijau, kulit dasarnya sudah nggak ada, makanya pihak kepolisian juga susah karena sidik jarinya tidak terdeteksi, bisa saja tidak terdaftar karena belum mempunyai e-KTP. Nah makanya itu kita cari tahu dulu, kenapa luka tersebut hanya ada di situ (mulut sampai leher) bagian paling rusak, sedangkan di bagian tubuh yang lain hanya ada bilatung di lubang-lubang saja,” jelasnya.
Berdasarkan dari hasil autopsi, diketahui umur mayat perempuan itu bisa diperkirakan antara 20 tahunan sampai 40 tahun dengan tinggi badan sekitar 157 sampai 160 centimeter. Diperkirakan mayat perempuan itu sudah tak bernyawa semenjak 3-7 hari yang lalu.
“Kemudian pakaian terakhirnya itu seperti baju olahraga muslim, pakai celana jogger ukuran XXL sehingga berat tubuhnya diperkirakan 70 kilogram. apabila ada keluarga yang merasa kehilangan karena ciri-ciri fisik yang lain sudah tidak dapat lagi kita nilai sudah mengalami pembusukan lanjut,” ucapnya.
Proses autopsi itu sudah berlangsung kurang lebih selama lima jam dari pukul 14:00 WIB. Selain mengambil sampel di bagian dasar mulut dan bagian leher, Dokter Spesialis Forensik juga menyerahkan beberapa sampel organ dalam yang ke laboratorium Fakultas Kedokteran Unjani, Bandung. Sampai saat ini, jenazah tersebut sudah dibawa dan rencananya akan segera dimakamkan di TPU Taman Rohmat.
“Yang kita bawa ke laboratorium itu kulit sama beberapa organ dalam yang lain. Hal itu untuk keperluan kita dalam mengecek apakah ada penyakit atau tidak. Dan hasil dari pemeriksaan laboratorium hasilnya bisa keluar kurang lebih sekitar dua minggu,” tutupnya.
Sekadar untuk diketahui, mayat tersebut ditemukan oleh warga yang tengah mencari telur semut di dekat sebuah vila, di Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Pada hari Sabtu (17/6/2023), pukul 09.00 WIB. Posisi mayatnya berada di tebing area sungai yang sedang kering dengan hamparan batu dan pohon bambu.*