Jakarta, Bharindo News – Atas pembunuhan wartawati Al-Jazeera Shireen Abu Akleh oleh tentara Israel para pemimpin dunia menyerukan penyelidikan penuh, independen dan transparan. Mereka menuntut supaya pelaku penembakan diadili. Abu Akleh adalah seorang wartawati senior dan bergabung dengan Al Jazeera pada tahun 1997 dan merupakan salah satu koresponden lapangan yang menjadi ikon peliputan konflik yang terjadi di Palestina itu ditembak oleh pasukan Israel disaat melakukan pekerjaannya di Jenin di wilayah pendudukan Tepi Barat. Peristiwa tragis tersebut memicu kemarahan dari PBB, Uni Eropa, hingga para pemimpin dari Palestina, Qatar, Mesir, Afghanistan, Iran, Pakistan, China dan sejumlah negara lainnya.
Rabu pagi dia pergi ke Camp pengungsi Jenin untuk melaporkan serangan oleh tentara dan pasukan keamanan Israel, yang menurut militer Israel dilakukan untuk menangkap “tersangka teroris”.
Dikutif dari BBC “Selama serangan tersebut, puluhan pria bersenjata Palestina menembak dan melemparkan alat peledak ke arah tentara. Sementara itu para tentara Israel membalasnya dengan tembakan ke arah orang-orang bersenjata dan serangan diidentifikasi,” kata sebuah pernyataan militer.
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan kepala Abu Aqla terkena peluru tajam selama serangan itu. Dia dibawa ke rumah sakit dalam kondisi kritis dan kemudian dinyatakan meninggal.
Hal serupa juga dialami oleh seorang wartawan Palestina lainnya, produser Al Jazeera Ali Samoudi, ditembak di punggung dan saat ini dalam kondisi stabil di rumah sakit, kementerian kesehatan menambahkan.
Kepala Hak Asasi Manusia PBB Michelle Bachelet mengaku terkejut dan meminta tentara Israel tersebut harus bertanggung jawab atas kejadian itu, sedangkan Uni Eropa mendesak penyelidikan independent, sedangkan
Sementara itu Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, menyebutkan apa yang menimpa Abu Akleh sangat mengerikan dan menyerukan penyelidikan yang transparan. Dia mengatakan bagi Amerika Serikat melindungi warga negara dan jurnalis adalah prioritas tertinggi negara. Gedung Putih juga menyerukan penyelidikan menyeluruh. “Kami sangat sedih dan mengutuk keras atas pembunuhan jurnalis Amerika Serikkat Abu Akleh di Tepi Barat,” kata Ned Price, Juru Bicara Deplu Negeri AS seperti dikutip Aljazeera.com, Kamis (12/5/2022).
Linda Thomas-Greenfield menegaskan, investigasi yang dilakukan harus segera dan menyeluruh. Menurutnya, kematian Abu Akleh itu merupakan salah satu penghinaan terhadap kebebasan pers di seluruh dunia. Hal senada juga disampaikan Duta Besar AS untuk Israel, Tom Nides dan juru bicara Uni Eropa untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, Luis Miguel Bueno. Kecaman dan tuntutan yang sama juga disampaikan oleh sejumlah organisasi wartawan dunia termasuk Reporters Without Borders dan International Federation of Journalists.