Sukabumi – Seorang pekerja pabrik pengolahan batu kapur di pabrik pengolahan batu kapur milik PT Batu Bukit Mustika (BBM), diduga karena tergiling mesin batubara hingga meninggal dunia. Korban insiden tersebut diketahui bernama Usman (20), warga Desa Padabeunghar, Kecamatan Jampang Tengah, Kabupaten Sukabumi, yang terjadi pada Minggu (09/06) pagi.
Kabar duka insiden kecelakaan tersebut sempat diketahui sebelumnya melalui aplikasi perpesanan dari warga setempat, yang membagikan foto-foto Usman yang sangat mengerikan.
“Awalnya informasi masih simpang siur, ada yang bilang korban saat pegang kayu kesedot (ke mesin) ada juga yang bilang terpeleset lalu jatuh,” kata FR, warga Jampang Tengah kepada Bharindonews, Selasa (11/6/2024).
Menurut informasi lain ER yang masih warga Desa Padabeunghar, Kecamatan Jampangtengah mengungkapkan, saat kejadian korban hendak membersihkan mesin mesin penghalus batubara, informasinya mesin penghalus batubara tersebut dalam kondisi menyala.
“Katanya, pada saat membersihkan mesin tersebut diduga tas korban atau tongkat yang dia pegang tersangkut atau tersedot ke mesin tersebut sehingga mengakibatkan badan korban tertarik dan masuk kedalam mesin penggilingan batubara, yang diketahui batubara yang sudah dihaluskan itu nantinya akan dibuat untuk pembakaran kapur,” paparnya.
Akibat dari kecelakaan kerja itu Usman langsung meninggal dunia ditempat, karena ia mengalami luka tulang dada atas patah, robek di bagian dada, luka terbuka di bagian bawah genetalia atau alat kelamin,organ bagian dalam usus keluar, bagian belakang kepala luka terbuka dan bokong luka robek, luka terbuka dibagian paha kanan, patah tulang di bagian paha bagian kanan, luka robek di bagian paha sebagian kiri, luka di lutut sebelah kanan.
“Iya, menurut informasinya seperti itu. Korban ini langsung meninggal dunia, karena sebelah badannya habis masuk ke dalam mesin penggilingan itu, ususnya juga keluar,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Desa Padabeunghar, Ence Rohendi mengatakan, pihaknya membenarkan terkait kasus kecelakaan kerja yang terjadi di pabrik PT BBM hingga menyebabkan seorang pekerjanya meninggal dunia dilokasi kejadian.
“Jadi untuk kronologis saya juga kurang hapal yah, Saya tahunya kecelakaan gitu, waktu saya tiba di lokasi dengan sopir ambulance desa tahunya korban sudah ada di bawah,” kata Ence.
Menurut Ence, Usman diketahui memiliki identitas asal Kecamatan Surade. Namun semenjak bekerja di perusahaan itu ia tinggal di salah satu kerabatnya di Kampung Puncak Sawo, RT 01/RW 01, Desa Padabeunghar, Kecamatan Jampangtengah.
“Setahu saya korban alamatnya masih orang Surade sesuai dengan KTP identitas, ia disini hanya tinggal di keluarganya. Kasusnya sendiri tidak sampai ke jalur hukum dan sudah diselesaikan secara kekeluargaan, keluarga korban dan pihak perushaan sudah beres malam itu juga. Sudah beres (selesai),” ungkap Ence.
“Dan Pasca kejadian itu, jenazah korban langsung dibawa ke rumah duka untuk dipulasara dan dimakamkan,” imbuhnya.
Terkait perusahaan tempat korban bekerja, Ence menyebutkan bahwa perusahaan tersebut bergerak dibidang pengolahan batu kapur. Namun ia tidak mengetahui sudah berapa lama perusahaan itu beroperasi dan jumlah pegawainya.
“PT BBM, perusahaan itu sudah lama berjalan, akan tetapi sudah berapa lama dan data karyawan saya kurang tahu,” tuturnya.
“Itu perusahaannya bergerak dalam bidang penggilingan batu kapur dan sudah lama beroperasi. Sebelum menjabat kades sudah ada, saya juga baru 6 bulan. Pemiliknya warga Jakarta,” pungkasnya.