Indeks

Peduli Lingkungan, Tanggung Jawab Siapa?

Foto: Orang Sedang menanam pohon untuk melakukan penghijauan. Bharindo News/ Muhammad Subhan

Lingkungan hidup saat ini dalam keadaan yang sangat memprihatinkan. Dapat kita lihat bumi sekarang dijadikan tempat pembuangan sampah dalam skala besar dan mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan hidup. Salah satu hubungan antara penurunan kualitas lingkungan hidup dan manusia (sosial) adalah hasil dari tindakan dan perilaku manusia yang dapat mengakibatkan perubahan-perubahan pada lingkungan hidup.

Mengenai masalah lingkungan, pada awal tahun 2022 ini sering terjadi banjir di Indonesia karena curah hujan yang tinggi, apakah penyebabnya hanya karena curah hujan yang tinggi?
Ataukah ada hal lain yang membuat air itu menjelajahi jalanan kita?

Dikutip dari MediaIndonesia.com bahwa lebih dari 170 bencana terjadi di Indonesia periode 1 hingga 15 Januari 2022. Jenis bencana terbanyak ialah hidrometeorologi seperti banjir. Tercatat jumlah kejadian bencana sebanyak 174 ini menurut data resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Minggu (16/1).

Bencana terbanyak, yakni banjir dengan 90 kejadian, cuaca ekstrem dengan 55 kejadian, dan tanah longsor dengan 24 kejadian. Kemudian gempa bumi serta kebakaran hutan dan lahan (karhutla) masing-masing dua kejadian.

Seperti yang teman-teman ketahui Faktor Utama Penyebab Banjir sendiri di antaranya; Intensitas Hujan Yang Tinggi, Sampah yang memenuhi sungai, Kerusakan lahan, Penebangan hutan, Pembangunan pemukimam di bantaran sungai, dan masih banyak lagi, dan kebanyakan dari faktor penyebab bencana ini adalah ulah manusia, ya … kita!

Jika manusia bisa bicara dengan air kurang lebih begini percakapannya, manusia mengeluh “mengapa air (banjir) datang dan menyulitkan kami?” , maka air menjawab “karena jalanan kami di pakai manusia, maka jalanan manusia kami pakai”. Sungguh ironi bukan?

Lalu ketika ditanya seberapa banyak generasi sekarang ini yang peduli terhadap lingkungan?, Realita yang kita lihat sekarang hampir semua sibuk dengan smartphone nya, sibuk mengunggah sesuatu yang kurang manfaat bahkan jarang sekali mereka membahas tentang lingkungan, bagaimana melakukan konservasi alam, rehabilitasi tanah, reboisasi lahan, bahkan hal kecil dari membuang sampah agar ke depannya manusia bisa terus beriringan dengan alam menuai kenyamanan.

Ada kata-kata dosen saya yang membuat hati ini serasa ditendang keluar. Begini kurang lebih kalimatnya,
“Alam itu warisan cucu cicit kita, jangan sampai mereka hanya mendengar bahwa alam ini indah!, Maka jagalah alam ini”.

Dan itu sudah terjadi di kehidupan kita sekarang, kita bercerita kepada anak, adik, keponakan kita bahwa alam yang dulu kita tempati sangat indah, kenapa harus dulu? Memangnya sekarang alam yang indah itu ke mana?

Maka apa yang bisa kita lakukan untuk merekonservasi lingkungan ini? Tanamkan kecintaan yang luar biasa kepada anak untuk mencintai lingkungan. Bisa dengan mengajak anak untuk beraktivitas di alam sehingga anak mencintai alam, membersihkan dan merawat lingkungan dengan hal-hal sederhana, dan aktivitas lainnya yang berguna bagi kelestarian lingkungan.

Terus, jangan lupa untuk menyebarkan kebaikan kepada lingkungan, peduli dan cintai alam ini dan tunjukkan cinta itu kepada generasi selanjutnya agar mereka tau bahwa alam ini adalah titipan yang harus dijaga. Jangan biarkan mereka terkunci dan tak peduli dengan lingkungan sekitarnya.

Exit mobile version