Korban Hipnotis Diteror, Ada Surat Misterius Berisi Ancaman

Ilustrasi Hipnotis (Istimewa /BharindoNews)
Ilustrasi Hipnotis (Istimewa /BharindoNews)

Sukabumi, Bharindo News – Dipenghujung bulan Ramadhan 1444 H/2023 Kejahatan dengan modus operandi gendam atau lebih familyar dengan kata lain hipnotis kembali terjadi di Sukabumi Jum’at (14/04/2023). Korban kali ini SW (25), warga Desa Padabeunghar Kecamatan Jampang Tengah Sukabumi.

Kejadian bermula saat SW hendak pulang setelah menarik uang dari salah satu bank di wilayah Cikembar dan pulang melewati kebun karet, Korban mengaku bertemu pelaku saat ingin beristirahat. Sialnya, saat dia menepikan mobil yang dikendarainya, tiba-tiba pelaku menghampiri dan menepuk pundaknya seketika kesadarannyapun hilang.

“Karena dalam kondisi tidak sadar, saya lantas menyerahkan uang kepada pelaku senilai Rp.180 juta” ujar SW.

Kejadian tersebut mengakibatnya mengalami kerugian yang cukup besar hingga puluhan juta itu, SW bersama anggota keluarganya langsung melapor ke Mapolsek Cikembar dan Jampang Tengah.

Setelah beberapa menit mengalami hipnotis itu korban sadar dan langsung menghubungi pihak keluarganya.
“Saya tersadar telah kena hipnotis setelah pelaku pergi. Kejadian ini telah kami(keluarga) laporkan ke Polsek Cikembar dan Jampang Tengah. Saya berharap pelaku hipnotis ini dapat segera ditangkap,” ungkapnya.

Tidak hanya itu, sehari setelah kejadian tersebut korban sempat diteror dengan surat misterius. Dalam surat itu, sang peneror meminta supaya korban mencabut laporannya serta mengancaman pelaku akan menyantet korban apabila laporannya tersebut tidak dicabut.

“Sehari setelah kena hipnotis saya menerima surat kaleng, tapi saya enggak bisa cerita yang pasti ada suratnya (berisi ancaman),” tuturnya.

Meski tak bisa menjelaskan lebih lanjut isi surat misterius tersebut, SW mengakui jika isi dari surat itu adalah ancaman santet yang akan dikirimkan pelaku apabila ia tidak mencabut laporan sebelumnya.

Sehingga pada hari itu juga dengan didampingi oleh keluarga ia langsung melaporkan insiden yang terjadi di rumahnya tersebut ke Mapolsek Jampang Tengah.

Baca Juga :  Audensi Tim Advokasi Tanah Rakyat Dengan Sekjen Mui Pusat

“Saya mencermati isi dari surat kaleng itu, melihat tulisan yang mengancam saya dan keluarga ya saya langsung laporin ke Polsek Jampang Tengah,” SW. (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *